Pengalaman mengikuti Zetizen
Challenge Go To New Zealand 2016
Kesimpulan :
Awal saya mengetahui informasi ini dari koran edisi Zetizen dan internet Zetizen.com . Informasi ini membuat saya tertarik dan saya mengupload foto aksi positif saya ( foto kayak apa ya ? silahkan lihat foto ) kemudian beberapa hari itu saya hampir melupakan ini karena saya tidak yakin akan dipilih, akhirnya saya terpilih menjadi 20 besar di DIY dan saya diminta untuk wawancara dengan 3 juri di kantor Radar Jogja pada hari Rabu 21 September 2016. Saat wawancara saya didampingi oleh Juru Bahasa Isyarat yang bernama Mada, kenapa saya didampingi oleh juru bahasa isyarat ? karena bahasa saya berbeda dari mereka maka bahasa isyarat translate ke bahasa lisan melalui juru bahasa isyarat. Usai wawancara , kira-kira kurang lebih 1 bulan saya diumumkan terpilih menjadi 5 besar di provinsi DIY. Dengan ini saya telah masuk 5 besar itu sangat menyibukan aku karena saya diminta buat paspor untuk cadangan karena siapa tahu nanti kami ke Surabaya untuk interview dan akan dipilih menjadi finalis 1 besar dari provinsi masing-masing maka akan langsung serahkan paspor agar aman dan bisa diproses visa. Waktu berlalu begitu cepat kami harus berangkat ke Surabaya dengan kereta api untuk melakukan inteview di Hotel Grand Trawas, Mojokerto , Jawa Timur namun kami hanya berhenti di Surabaya untuk berkunjung ke Graha Pena untuk pembukaan, di situ kami stay hanya beberapa jam dan pergi lagi ke Mojokerto dengan bus. Sampai di Mojokerto , kami langsung masuk ke ruang untuk menghiburkan kami setelah pegal-pegal karena perjalanan dari Surabaya - Mojokerto cukup lama 2 jam. Setelah itu, kami diumumkan untuk membagi tenda untuk menginap selama 3 hari 3 malam dan balik lagi ke Surabaya kemudian balik ke Yogyakarta juga.
BERADA DI YOGYAKARTA
Suatu hari itu, saya membaca informasi zetizen di koran dan internet bahwa Zetizen mengadakan kegiatan Zetizen Challenge Go To New Zealand 2016, di dalam informasi ini setiap orang yang berusia 14-20 tahun mengupload foto aksi positif di Zetizen.com serta menulis deskripsi tentang aksi yang kita posting namun ada sedikit syarat kita harus memiliki 10.000 poin agar bisa mempostingnya. Hal tersebut membuat saya menarik dan mendapat kesempatan untuk menunjukkan kelebihan kami kaum Tuli lalu saya memposting foto aksi positif saya serta menulis deskripsi. Setelah mengupload, saya menunggu sampai pengumuman memilih besar kemudian hampir kurang lebih 1 bulan saya sempat melupakan hal itu karena saya berpikir itu cuma permainan saja tiba-tiba malam itu saya mendapat sms dari kak Valen ( Wartawan Zetizen Yogyakarta ) dengan teks
" Halo Kandidat Zetizen!
Jangan lupa ya , besok Rabu 21 september 2016 jam 15.00 WIB di Jawa Pos Radar Jogja akan ada seleksi wawancara untuk pemilihan 5 terbaik zetizen challenge goes to New Zealand.
Tolong dibawa kelengkapan berikut :
" Halo Kandidat Zetizen!
Jangan lupa ya , besok Rabu 21 september 2016 jam 15.00 WIB di Jawa Pos Radar Jogja akan ada seleksi wawancara untuk pemilihan 5 terbaik zetizen challenge goes to New Zealand.
Tolong dibawa kelengkapan berikut :
- CV + lampiran-lampiran sertifikat ( jika ada )
- surat pernyataan ( bersedia mengikuti rangkaian kesiapan zetizen goes to New Zealand) ditandatangani pribadi dan (orangtua/wali yang diberi materai 6 ribu)
Setelah saya membaca sms ini ,saya terburu-buru membuat surat pernyataan dan saya meminta bantuan juru bahasa isyaratku untuk menerjemahkan bahasa isyarat ke bahasa lisan. Besok itu saya telah menyelesaikan surat tersebut dan bisa dibantu oleh juru bahasa isyarat namanya Kak Mada dan menyerahkan surat lalu wawancara berlangsung dengan lancar. Alhamdulillah! eh tahu-tahu ada tetangga saya juga ikut kontes ini namanya kak Ferian,Yah selamat buat dia deh hehe.
Kemudian beberapa hari saya mengingat diri apa yang juri katakan bahwa pengumuman akan diumumkan pada tanggal 1 Oktober 2016 di koran Jawa Pos pada halaman Zetizen. Saya meminta tolong ayah saya membelikan aku koran Jawa Pos untuk melihat hasil pengumuman.Yeaahh!! Akhirnya saya lolos dalam 5 besar yang mewakili DIY akan berangkat ke Surabaya untuk finalis go to NZ. Setelah itu , saya diminta untuk bertemu dan briefieng buat persiapan ke Surabaya seperti menyiapkan bahan-bahan untuk membuat scrapbook , membawa alat-alat dan pakaian untuk pertunjukkan di sana. Kami berlima + juru bahasa isyarat pribadi bernama Kak Hanifah melakukan briefieng di GOR UNY pada hari Rabu 12 Oktober 2016 bersama kak Valen cantik wkwk.
YOGYAKARTA TO SURABAYA
Pagi hari itu yang segar pada hari Jumat 14 Oktober 2016 , kami berlima + jurbah diberangkatkan ke Surabaya dengan kereta api bersama kak Valen cantik lagi wkwk. Selama perjalanan kami bersenang-senang dengan bermain gadget masing-masing ( mah namanya anak Zetizen begitu) adanya lagi tiduran. Waktu tempuh antara Yogyakarta ke Surabaya yakni 6 jam ( 6.45 pagi sampai 11.45 siang ). Setelah sampai, kami langsung turun dan pergi mencari makan sambil terik mentari yang cerah serta bersuhu panas. Mereka makan rawon khas Surabaya namun saya tidak makan rawon melainkan mie goreng karena saya benar-benar tidak suka rawon ( mungkin karena ketidakcocokan bagi tubuh saya ). Setelah selesai makan , kami dijemput oleh kak siapa ya lupa dan dibawa ke Graha Pena yang besar. Di situ sangat beautiful fullll! Kami datang di sini untuk pembukaan acara Be A Good and Go To New Zealand yang diselenggarakan oleh
Komentar
Posting Komentar